Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Novel Baswedan Senior KPK Profil Perjalanan Karir

Novel Baswedan Senior KPK Profil Perjalanan Karir

Siliput.com - Novel Baswedan dianggap sebagai salah satu penyidik ​​KPK yang paling mumpuni. Novel memulai karirnya di Kepolisian Negara Republik Indonesia setelah lulus dari Akademi Kepolisian pada tahun 1998. Ia lahir pada 22 Juni 1977, di Semarang. Novel dikirim ke Bengkulu setahun kemudian dan menjabat sebagai Kasat Reksrim Polres Bengkul hingga 2004. Novel Baswedan akhirnya dipanggil ke Bareskrim Mabes Polri.

Pada Januari 2007, Novel diangkat sebagai penyidik ​​KPK yang kala itu dipimpin Taufiequrachman Ruki. Novel Baswedan sukses berkarir di KPK. Ia berhasil mendapatkan kembali Muhammad Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, dari Kolombia. Kasus rumah pertanian atlet yang juga melibatkan anggota DPR Angelina Sondakh juga diungkap cucu AR Baswedan ini.

Novel tidak berakhir di situ, Dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004, Nunun Nurbaeti berhasil dipenjara karena kasus suap untuk cek perjalanan. Lebih lanjut, dengan melibatkan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar, pria lulusan SMA Negeri 2 Semarang ini ikut membongkar kasus jual beli Pilkada. Sepupu Anies Baswedan itu resmi ditetapkan sebagai penyidik ​​tetap KPK pada 2012 atas prestasinya yang luar biasa.

Saat membeberkan korupsi simulator SIM di Polri yang merupakan korps Novel sebelum bergabung dengan KPK, itu merupakan salah satu kasus luar biasa yang pernah ditanganinya. Dia mengawal seluruh operasi, mulai dari penyidikan hingga penggeledahan di markas Korps Lalu Lintas Polri, dan melibatkan sejumlah petinggi Polri. Bahkan, saat operasi dilakukan saat itu, Novel mendapat tentangan dari atasannya di Polri.

Hubungan KPK-Polri mulai renggang akibat kejadian tersebut. Novel Baswedan kemudian ditangkap dalam kasus penembakan tersangka pencurian sarang burung walet saat masih bertugas di Polres Bengkulu. Novel ditangkap pada Mei 2015 di rumahnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Beberapa pihak menilai ada kejanggalan dalam kasus ini.

Novel Baswedan dinyatakan tidak bersalah dalam sidang etik kepolisian pada 2004 silam. Namun, kasus tersebut kembali bangkit ketika Novel mulai mengungkap kasus korupsi kepolisian secara serius. Novel menjelaskan bahwa penahanannya adalah bagian dari upaya yang lebih besar untuk melarang KPK.

Pada Selasa, 11 April 2017, Novel diserang dengan air sadah dicampur asam sulfat jenis H2SO4, yang disiramkan ke wajahnya dan mengenai matanya. Novel baru saja pulang dari melaksanakan salat Subuh di Masjid Jami Al-Ihsan Pegangsaan Dua. Kedua pelaku kabur dari lokasi dengan menggunakan sepeda motor. Novel dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Keluarga di Kelapa Gading, Jakarta Utara, akibat kejadian tersebut. Ia diarahkan ke Rumah Sakit Pusat Mata Jakarta, yang terletak di Jakarta Pusat, pada hari yang sama. Karena kornea Novel iritasi, penyidik ​​senior KPK ini sehari kemudian dilarikan ke Singapura untuk mendapatkan perawatan yang ketat. Kasus (per Juli 2017) Siapa dalang serangan terhadap Novel belum ditentukan.

Ia kembali ke Indonesia pada Februari 2018. Mata kiri Novel mengalami kebutaan permanen akibat air keras yang mengenai wajahnya.

Pada Januari 2019, Polri mengorganisir tim pencari fakta kolaboratif yang terdiri dari penyelidik KPK, petugas polisi, anggota Komnas HAM, dan akademisi untuk menyelidiki serangan terhadap Novel. Mantan Kapolri Tito Karnavian memimpin tim gabungan.

Presiden Joko Widodo memberi Idham Azis tenggat waktu satu bulan untuk menangani kasus ini setelah berbulan-bulan penyelidikan tidak membuahkan hasil, Novel Baswedan adalah cucu pahlawan nasional Abdurrahman Baswedan dan kerabat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Dari pernikahannya dengan Rina Emilda, Novel kini memiliki lima orang anak.