Pindah ke Willem II Tilburg, Nathan Tjoe-A-On Kantongi Gaji Mingguan Nyaris Rp44 Juta?
Nathan Tjoe-A-On resmi melanjutkan kariernya bersama klub Belanda, Willem II Tilburg. Keputusan ini sekaligus memupus harapan sejumlah klub Liga 1 yang dikabarkan tertarik memulangkannya ke Indonesia.
Bek Timnas Indonesia tersebut kembali ke kampung halamannya usai kontraknya bersama Swansea City berakhir. Ia direkrut oleh Willem II secara gratis dan menandatangani kontrak berdurasi satu tahun, dengan opsi perpanjangan selama satu musim tambahan.
Pengumuman resmi terkait perekrutan Nathan disampaikan langsung oleh Willem II di situs resmi mereka pada awal pekan ini. Klub berjuluk Tricolores itu berharap sang pemain dapat memperkuat lini pertahanan mereka dalam menghadapi musim baru.
Sebelumnya, Nathan memperkuat Swansea City yang bermain di kasta kedua Liga Inggris. Namun, sepanjang musim lalu, ia jarang mendapat menit bermain dan sempat dipinjamkan ke klub Eredivisie, SC Heerenveen.
Meski jarang tampil, nilai pasar pemain berusia 22 tahun ini tetap stabil. Menurut data Transfermarkt, harga pasar Nathan berada di angka 350 ribu poundsterling atau sekitar Rp6,6 miliar.
Nathan Tjoe-A-On Gabung Willem II Tilburg, Gagal Pulang ke Indonesia Meski Sempat Dilirik Klub Liga 1
Kepindahan Nathan ke Willem II menuai beragam reaksi dari publik sepak bola Indonesia. Banyak yang sempat berharap ia bersedia kembali dan meramaikan Liga 1. Namun, Nathan punya pertimbangan lain.
Ia mengaku memilih bertahan di Eropa karena ingin terus berkembang dalam atmosfer kompetitif. Menurutnya, Willem II adalah tempat yang tepat untuk melanjutkan karier.
“Willem II adalah pilihan yang ideal untuk saya. Setelah pengalaman di luar, saya ingin kembali menjadi pemain penting setiap pekan,” ujar Nathan dalam pernyataan resminya di laman klub.
Ia juga menambahkan keinginannya untuk membawa Willem II naik kasta ke Eredivisie musim depan dan menjadi bagian penting dalam pencapaian tersebut.
Sebagai tambahan informasi, saat ini Willem II berkompetisi di Eerste Divisie—liga kasta kedua dalam sistem sepak bola Belanda. Klub tersebut gagal mengamankan tiket promosi ke Eredivisie musim lalu, setelah sebelumnya terdegradasi dari level teratas liga.
Soal penghasilan, pihak Willem II belum merilis pernyataan resmi terkait nominal gaji yang diterima Nathan Tjoe-A-On. Meski demikian, beberapa media internasional telah mengungkap estimasi pendapatannya semasa membela Swansea City.
Menurut data dari Salarysport, Nathan pernah mengantongi gaji sebesar 4.900 poundsterling per minggu—setara dengan Rp107 juta. Sementara itu, situs Capology mencatat nominal berbeda, yakni sekitar 2.000 poundsterling atau kurang lebih Rp43,9 juta per pekan.
Dengan status barunya sebagai pemain klub divisi dua, pendapatan Nathan diperkirakan tidak akan jauh dari angka tersebut. Mengingat Willem II bukan klub dengan dana jumbo, gaji sekitar Rp43 jutaan per pekan masih dianggap masuk akal.
Jika angka tersebut benar, maka dalam satu bulan Nathan berpotensi mengumpulkan penghasilan lebih dari Rp175 juta. Nominal yang cukup tinggi, terutama bagi pemain asal Asia Tenggara yang bermain di kompetisi Eropa.
Kendati tidak setinggi gaji pemain bintang Eropa, penghasilan ini tetap mencerminkan stabilnya nilai pasar Nathan. Ditambah lagi, usianya yang masih muda membuka peluang bagi peningkatan kontrak di masa mendatang.
Nama Nathan Tjoe-A-On sendiri telah dikenal luas di kalangan pencinta sepak bola Tanah Air, terutama sejak proses naturalisasinya rampung dan ia resmi memperkuat Timnas Indonesia. Ia tercatat tampil dalam sejumlah laga penting bersama skuad U-23 maupun tim senior Garuda.
Pilih Bertahan di Eropa, Nathan Fokus Bangun Karier Jangka Panjang
Gaya bermain Nathan Tjoe-A-On yang tenang dan efektif dalam membaca permainan membuatnya jadi pilihan ideal di lini belakang skuad Shin Tae-yong. Kemampuannya memulai serangan dari area pertahanan turut memperkuat statusnya sebagai salah satu bek potensial Timnas Indonesia.
Langkahnya bergabung dengan Willem II pun dianggap sebagai keputusan strategis untuk mengamankan waktu bermain yang lebih konsisten. Ritme permainan yang terjaga akan sangat berpengaruh terhadap peluangnya dipanggil kembali ke tim nasional.
Dengan kontrak berdurasi satu tahun plus opsi perpanjangan, Nathan memiliki cukup ruang untuk menunjukkan kualitasnya di kasta kedua Liga Belanda. Jika ia mampu tampil impresif, bukan hal mustahil ia kembali menarik perhatian klub-klub Eredivisie musim depan.
Keputusan untuk tetap berkarier di Eropa ketimbang kembali ke Liga 1 menunjukkan orientasi jangka panjang Nathan. Ia memilih jalur penuh tantangan demi meningkatkan level permainan, ketimbang mengambil opsi aman dengan kembali ke tanah air.
Keputusan Nathan Tjoe-A-On melanjutkan karier di Eropa bisa menjadi pemacu semangat bagi para pesepak bola muda Indonesia untuk terus membidik level profesional di luar negeri. Konsistensi dan ketepatan dalam memilih klub seperti yang dilakukan Nathan menunjukkan bahwa jalur internasional bukan hal mustahil bagi talenta lokal.
Kini, sorotan publik Tanah Air tertuju pada performa Nathan di musim kompetisi 2025/2026 bersama Willem II. Mampukah ia membawa klubnya promosi ke Eredivisie dan mempertahankan tempatnya di skuad Timnas Indonesia? Perjalanan musim ini akan menjadi pembuktian sekaligus penentu arah karier sang bek ke depan.